Ibu TKW yang Meninggal 2 Tahun Lalu di Arab Saudi Surati Presiden: Anak Saya Diduga Dibunuh

Ai Rukiah (59) mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo karena ketiadaan kabar mengenai anaknya yang meninggal di Arab Saudi. Evi Noviyanti, anak Ai, adalah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Cianjur, Jawa Barat. Setelah Evi meninggal 2020 lalu, kasusnya justru tak menemui titik terang hingga sekarang.

Ibunda Evi ingin menanyakan bagaimana kejelasan kasus kematian anaknya. Dua tahun lalu, Evi ditemukan meninggal dunia di area parkir RS Al Khafji, Arab Saudi. Tubuh Evi ditemukan dengan kondisi penuh lebam.

Diduga, wanita berusia 36 tahun tersebut hanya digeletakkan di parkiran rumah sakit hingga meninggal dunia. Ai yang hingga kini belum menerima kejelasan tentang kasus sang anak mulai mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi. Ia yakin jika Ai meninggal karena dugaan penganiayaan.

Karena dua minggu sebelum kejadian, Evi sempat menghubungi keluarga melalui telepon dan mengabarkan jika keadannya baik baik saja dna tak ada masalah. "Tak ada masalah, dua minggu sebelum meninggal anak saya sempat menelpon dulu dan mengabarkan semuanya baik baik saja," ujar Ai ditemui di rumahnya si Kampung Kaum Kaler RT 03/15, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Rabu (15/12/2021). Sementara itu sang adik, Rifaldi (31) berharap agar kasus pematian sang kakak segera terungkap dan keluarga mendapatkan haknya.

"Kakak saya sudah bekerja selama 11 tahun, namun pengakuan majikan katanya baru 9 tahun," kata Rifaldi. Kala itu Rifaldi mengatakan jika pelaku pembunuhan sang kakak sudah ditangkap dan menjalani persidangan. "Anak saya diduga dibunuh"

Setelah dua tahun berlalu, kasus kematian Evi belum juga terungkap hingga sang ibu memberanikan diri menulis surat kepada Jokowi. Di atas kertas putih bergaris, perempuan paruh baya ini mencurahkan isi hatinya sebagai seorang ibu yang kehilangan, sekaligus memohon orang nomor satu di Indonesia itu mendorong pengungkapan kasus anaknya yang meninggal di Arab Saudi pada 2020 itu. Ai Rukiah (59) ibu seorang TKW asal Cianjur, Jawa Barat memerlihatkan surat yang ditujukan ke Presiden Jokowi untuk menuntut kejelasan kasus kematian yang menimpa anaknya yang diduga dibunuh di Arab Saudi, dua tahun lalu. (Dok. DPC Astakira Cianjur)

"Anak saya diduga dibunuh, dan sekarang kasusnya sedang ditangani di sana. Tapi, sampai sekarang, sudah dua tahun lebih belum ada kejelasan," kata Ai kepada wartawan, Jumat (24/6/2022). Padahal, ia telah menempuh berbagai upaya, termasuk mengirimkan seluruh dokumen kelengkapan yang dibutuhkan terkait penanganan kasus tersebut sebagaimana diminta pihak otoritas setempat melalui KBRI. "Surat tuntutan diyat (ganti rugi) juga sudah dibuat dan dikirimkan ke sana," ujar dia.

Ai juga mempertanyakan hak hak anaknya selama bekerja di negeri petro dolar tersebut, termasuk harta peninggalan korban. "Anak saya bekerja di sana itu selama sepuluh tahun, namun nasibnya jadi seperti ini. Mohon Pak Presiden, mohon bantuannya agar ada kejelasan atas kasus anak saya ini," ucap Ai lirih. Sementara itu Ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Cianjur Ali Hildan mengatakan, telah meneruskan surat yang ditulis ibu korban ke Presiden Jokowi.

Selaku kuasa yang ditunjuk keluarga korban, pihaknya berjanji akan mengawal kasus ini hingga tuntas. "Sampai terang benderang, dan keluarga korban bisa mendapatkan hak haknya," ucap Ali kepada Kompas.com. Menurutnya, kasus ini terkesan mandek dan jalan di tempat walau perkara dugaan pembunuhan TKI asal Cianjur ini sudah berjalan lebih dari dua tahun.

"Karena itu, semoga dengan surat yang ditulis ibunya untuk Pak Presiden bisa ada percepatan. Kasihan pihak keluarga korban belum mendapatkan kejelasan, apalagi hak haknya," ujar Ali.